Lembaran

Minggu, 22 Oktober 2017

Istikharah Cinta

Aroma rindu dalam tanganku
Menengadah pasrah di ujung malam
Untuk mengetuk pintu-pintu langit
Dengan do'a dan airmata

Persaksianku dalam dekapan rindu
Menetapkan hati pada satu pilihan
Pada yang ku selalu sebut namanya
Dengan harapan dan cinta

Kekuatan cinta yang Allah titipkan
Akan ku kembalikan lagi padaNya
Melepas semua ke akuan ku
Meleburkannya pada sang pencipta

Tak ada daya usaha seorang hamba
Untuk menjadi dan memilih sesuatu
Hak adam untuk bergerak dan memilih
Hak Allah penetap segala sesuatu

Istikharah adalah penuntun jalan 
Penuntun dalam ketidakpastian 
Seperti berjalan dalam lorong gelap
Lentera mana yang kita pilih? 


posted from Bloggeroid

Senin, 19 Desember 2016

Ada Kala Rindu

Ada kala hati tak menerima
Saat rindu deru memanggil
Entah siapa ku panggil rindu
Pada dia yang masih abu-abu

Sampai beberapa waktu berlalu
Saat daun mengering dan jatuh perlahan
Saat dingin mulai meraba tubuhku
Saat matahari mulai lelap

Barulah pikirku kembali sadar
Mengapa airmata tak pernah habis
Bahkan hingga darah menetes mungkin
Seperti ada cubitan kecil disudut hati

Tidak selalu aku begini
Mungkin dua tiga minggu lagi aku kembali
Di tempat ini, tempat peraduanmu
Salam rindu


posted from Bloggeroid

Selasa, 03 Mei 2016

Kini Sunyi

Tenggelam pada sunyi di buai hangat
Menatap angin dan terpejamkan gelap
Menitip rindu pada ufuk yg memerah
Cerita pada pinus di hutan kenangan

Padahal baru beberapa tahun saja
Juntai menjuntai kenangan itu menguap
Ketika semua membuncahkan rasa
Ya, itu masa lalu

Sore ini berbeda,
Tampak permukaan rindu itu mencair
Sepertinya sudah tak berdera lagi
Bahkan warnanya sudah berubah

Sunyi,
Ada untuk mengganti rindu
Berbagi sepi dan abu abu
Apa yang terasa sekarang?
Tidak ada.






Senin, 25 Januari 2016

Rintik Pagi

Ada suara di antara dedaunan
Berduyun tak hingga air menghujam
Membelah suara burung pagi
Jadikannya bisu di sarang

Menebus pagi mustahil sekarang
Aku tak melihat awan mengizikan
Bagaimana cahaya menerangi hati
Sedang aku membenam dengan rintiknya

Ada satu masa di lain waktu
Ketika itu payung menjagamu basah
Samar samar tampak selendang biru
Lilitannya merdu dan menjuntai angin

Saat ini, rintik hujan memaksaku kembali
Pada rindu yang tak kuharapkan
Rasa yang tak seharusnya ada

Ah kenapa selalu saja begini
Hal yang sama di pagi yang sama
Saat bejana bejana menganga
Berisi air hujan untuk ku teduh kan


posted from Bloggeroid

Kamis, 03 Desember 2015

Rindu dari Langit

Ada kabar dari langit tentangmu
Kerlip bintang menyapa jauh
Bertanya rindukah engkau
Kembali pada pelukkan hangat

Ada sebongkah rindu terkikis
Seakan lupa dari mana ia
Luput redam tenggelam
Buai bintang dunia ia terlupa

Kalam langit yang tertulis
Pada lembaran rindu ia memanggil
Kembalilah padaku
Dibawah naungan pengasih

Ia tak jua bergeming
Adakah mungkin darah itu membiru
Membeku kaku dan mati
Hati yang telah mati

Sekali lagi ia memanggil
Kembalilah padaku wahai engkau
Ia takkan kecil tanpamu
Kau akan kecil tanpanya

Banyak kasih yang tak hingga
Lupakah engkau?
Terus ku panggil engkau dalam
Izinkan hatimu lembut dan hidup



posted from Bloggeroid

Senin, 09 November 2015

Kemana

Memilih pergi dan menyerah
Atau tetap disana dan menunggu
Memilih dia yang pasti
Atau dia yang tak pasti

Hidup memaksa untuk memilih
Sebuah jalan nan panjang
Cabang-cabang yang tak hingga
Sekarang mungkin baik tapi esok?

Belajar pada yang tak pasti
Menggenapkan diri pada tekad
Belajar pada yang pasti
Menggenapkan pada janji

Aku lemah
Banyak memilih tanpa pasti
Aku lupa
Bahwa pilihan adalah janji

Meminang masa depan
Namun tak bersua untuknya
Melambai masa lalu
Namun lupa untuk melangkah

Selasa, 03 November 2015

Menerima Bahagia

Setapak demi setapak
Sedepa demi sedepa
Kaki kaki kecil lincah
Menari di bawah hujan

Tak peduli pada kuyupnya baju
Basahnya rambut
Seakan mereka lupa untuk sedih
Tersenyum, tertawa bersama hujan

Payung peneduh
Demi receh penebus lapar
Demi mereka yang menunggu
Untuk nasi hangat dirumah

Ada dua kaki kecil lagi
Memang mereka tiga bersuadara
Terlahir kedunia
Tanpa kenal siapa ayah siapa ibu

Ada setitik cahaya dari kejauhan
Perlahan membesar benderang
Dengan dua kantung plastik di gantung
Kembali cinta kaka pada adiknya

Bukan mempertanyakan mengapa aku disini?
Bukan menjawab aku tak berharap dilahirkan
Tapi katakanlah, aku menerima hidupku
Aku menerima kebahagiaan yang ada dalam diriku

Song from a Secret Garden