Lembaran

Kamis, 02 Oktober 2014

Kenangan

Waktu yang berlalu takkan meminta izin untuk pergi
Sama dengan gambar gambar dalam pikiran
Tak pernah meniatkan adanya dan hilangnya
Semua yang ada hadir, terasa dan hilang

Hadir kemudian hilang
Pikiran tak pernah memiliki kesempatan untuk merasa
Logika yang tak pernah mengerti cinta
Adalah sebab mengapa kemudian cinta yang hilang

Sesuatu yang terasa sulit bahkan mustahil untuk hilang
Karena hati kumpulan buih rasa yg biru
Merasai cinta takkan pernah habis hingga matimu
Takkan ada batas untuk cinta yang sejati
viona.heck.in
posted from Bloggeroid

Jumat, 22 Agustus 2014

Rapuh

Pada cinta yang agung kupersembahkan setia
Demi cinta pada ikatan yang abadi
Seluruh aku telah menjadi cinta tanpa karena
Jagad raya adalah saksi atas sumpahku

Ku berusaha tak menguapkan cinta yang mengalir
Dalam darah dalam nadi dalam jantung dan hatiku
Sekian hari ku telah menjadi dermaga yang menunggu datangnya kapal
Diam tak tahu apa-apa

Ada sebuah roman di tepian pantai
Saat yang menunggu ternyata dilupakan
Seperti buku buku tua yang berdebu
Mungkin tak menarik lagi dibaca

Hilang ! Aku ingin hilang ! Bersama angin dingin sepi.
Bak gelas yang jatuh, pecah dan berserakan
Apa kemudian bisa menyatukannya kembali ?
Mustahil ! Walau bisa tetap saja rapuh

Biarkan cinta yang menuntun pada yang sesungguhnya
Biarkan diriku yang fana, bodoh dan lemah
Biarkan Maha Cinta yang labuhkan perjalanan hidupku
Pada jalan yang Dia pilihkan pada manusia usang sepertiku

http://4hdwallpapers.com

Terakhir Subi (Surat Bag. 3)

Assalamu'alaikum

Salam rindu. Bagaimana kabarmu? Semoga sehat wal'afiat ya. Ku dengar katanya kamu akan pulang dalam waktu dekat ini?Hmm.. aku bahagia akhirnya bisa bertemu dengamu kembali. Namun pada sisi lain ada sedikit sedih yang kurasa bahwa kau pasti merasa sedih juga karena karena meninggalkan subi, banyak kenangan disana. Aku ingin katakan bahwa kenangan akan selalu ada dan untuk mengingatnya tulislah. Hati-hati dalam perjalanan pulangmu. Aku tunggu kamu disini.

Dekapan Subi disaat senja sore
Seakan engkau tak mau kembali
Dalam memori yang indah saat ombak berderu
Datanglah mendekat dan lihat senja disana

Cahaya oranye membulat
Pada ujung pandang di pelupuk mata
Air yang terus pasang perlahan
Ditarik bulan

Aku mengerti hati tak kuasa tinggalkan
Banyak kenangan banyak rasa
Ketika jejak pertama yang kau tanam pada pasir subi
Hingga sekarang jejak terakhir pada pasir subi

Engkau adalah permata
Cukup melihatmu orang akan bahagia
Yang nilainya begitu mahal
Bersama denganmu aku merasa bahagia

Bukan karena mahalmu
Tapi karena rasa ini hadir tiba-tiba
Dan memupuknya perlahan
Dengan kenangan kenangan

Semoga kenangan di Subi tetapi ada
Dalam sanubarimu kasih
Dan semoga bisa menjadi bahan bakar untukmu
Dalam setiap langkah untuk mimpi-mimpimu

Demikian surat ini ku buat dengan keterbatasanku
Mohon maaf bila aku belum bisa memahamimu dengan benar
Semoga engkau selamat dalam perjalanan

Wassalamu'alaikum
http://www.freewhd.com

Jumat, 15 Agustus 2014

Salam Rindu (Surat Bag. 2)

Assalamu'alaikum

Dariku untukmu sudah satu purnama terlewat, genap sudah tiga puluh hari dalam hitunganku. Semoga Dia masih tetap mencurahkan rahmatNya padamu, pada kita. Tentang kabar mengenai sakitmu, aku khawatir disini, apa dayaku. Fisikku tak bisa hadir disana, ma,um aku bisa kirimkan Ummul Qur'an untukmu selalu agar engkau baik.

Aku rasa, semakin saja pikiranku tercatut padamu. Pada cerita di perjalanan-perjalanan itu. Ketika air terjun bergemuruh deras, ketika dinginnya gunung dengan hijaunya, ketika pantai memadu ombaknya, meniup anginnya, ketika telaga penuh kabut hingga hujan basah menyisakan kenangan.

Aku memiliki beberapa sajak untukmu, simaklah.

Dibalik rindu aku bersembunyi
Sesekali aku mengintip engkau disana
Air mata sejenak bisa menjadi pengobat rindu
Bersama doa doa yang kutitipkan padaNya

Saat buih buih ombak menyatu pada rasaku
Aku harap ia menyampaikannya padamu
Pada ombak di Subi sana
Agar engkau tahu aku merindu

Seperti burung burung yang menunggu fajar
Aku menunggumu disini berharap akan kembali
Seperti kupu-kupu yang terbang berpasangan
Kembali banyak bertukar dala pikir dalam rasa

Mungkin tulisanku masih kurang baik, maafkanlah.
Terima kasih kau mau membacanya.

Wassalamu'alaikum
http://kaskus-goblog.blogspot.com

Rabu, 16 Juli 2014

Surat Dariku (Surat Bag. 1)

Assalamu'alaikum

Salam kasih

Bagaimana kabarmu disana? Semoga kau baik-baik saja disana ya. Semoga Allah SWT. selalu memberikan rahmatNya padamu dan juga padaku. Bagaimana harimu disana? Di pulau kecil di ujung Nusantara. Subi. Oh iya, jangan lupa untuk selalu menulis di setiap jejak rekam langkahmu pada setiap harinya. Bagaimana lautnya? Bagaimana kehidupan disana? Semoga menyenangkan ya. Jangan lupa untuk tetap jaga kesehatanmu. Aku selalu berdo'a untukmu. Selalu ku seratakan ummul qur'an untukmu. Semoga mahabbah ini akan terus bisa kujaga hingga kau kembali. Dan sampai saatnya kan tiba, untuk kesiapan kita.

Ada sebuah puisi untukmu dariku, simaklah.

Demi air mata yang jatuh pada malam malam syahdu
Demi kata yang takkan lekang oleh waktu
Demi doa-doa dari sanubari seorang muda
Demi sebuah cinta suci

Cukuplah aku mencintaimu dalam do'aku
Dalam setiap tangan tangan yang menengadah
Dalam simpuhku padaNya
Dalam sujud, cinta, ku berharap ridhoNya

Semoga kau menemukan shiratNya
Yang lurus pada cahaya di atas cahaya
Yang menuntunmu terus menjadi bidadari surga
Semoga nama kita Ia pasangkan dalam lauh mahfuzNya

Demikian, terima kasih engkau berkenan mau membaca suratku.
Maaf bila tanganku tak mampu menulis lebih banyak lagi.

Salam Rindu

Wassalamu'alaikum
http://fc08.deviantart.net

Aku Menunggumu

Di sebelah bulan aku berbisik padanya
Hai, tolong beri dia cahaya, jangan sampai gelap
Biarkan refleksi cahaya yang kembali dari yang yang gaduh
Gelombang laut takkan pernah bicara
Bagaimana ia disana

Pada kata kata lembut ku sampaikan rasa
Rindu seperti air mata yang jatuh tak meminta
Semoga engkau baik disana
Semoga engkau belajar disana
Di pulau terluar
Subi

Tak hentinya bibir ini berucap
Ada sebuah surah yang selalu ku kirim
Semoga Ummul Qur'an ini membawa berkah
Pada usahamu, pada semangatmu, pada harapanmu
Sampai pada batas akhir

Pagi selalu menunggu fajar
Malam selalu menunggu bulan
Dingin selalu menunggu air yang membeku
Panas selalu menunggu api yang membara
Aku selalu menunggumu

http://don.komarechka.com

Setia pada Musim Gugur

Aku ingat ketika kau datang untuk pertama kalinya
Di bawah pohon ini, bersama gugurnya daun-daun
Angin yang menyapu, kau berjalan bersamanya
Begitu saja kau duduk dan tersenyum

Siapa dia? Aku melihat bahagia dimatanya
Waktu mengapa terhenti sesaat kurasa
Sepertinya daun daun tak lagi gugur
Hamparan yang penuh oranye syahdu

Ada rasa dalam, pertemuan sekali itu
Ku gambarkan rupanya pada puing daun gugur
Namun indahnya tak sanggup ku gores
Sederet kata tak mampu terucap

Hanya sesaat saja itu terjadi dan pergi
Bersama angin dan daun mapple yang gugur kembali
Langkah kaki kecilnya, suara itu perlahan menghilang
Hingga sepi

Sudah lama sekali itu
Dan sekarang hanya kenangan
Aku dan dia yang sudah bersama
Dan dia yang sudah pergi
http://st.gdefon.com

Senin, 19 Mei 2014

Bertemu Surga hati

Laut begitu biru dan dalam
Sampai sampai hitam tanpa cahaya
Laut begitu tenang dengan irama
Iramanya ketika menyapu bibir-bibir pantai

Kemudian camar datang dan berkata
Tiada yang lebih biru dari laut, kecuali
Hati seorang wanita yang bersedih
Siapapun takkan mampu menyelam dalam

Hanya tenang pada permukaannya
Tetapi sebenarnya,
Gema gelombang lautan terus bergelegar
Wanita yang mencoba tegar

Wanita tak pernah berpikir
Yang mereka tahu hanya,
Bagaimana merasakan indah yang selalu indah
Bagaimana merasakan laut yang selalu biru

Ranting pohon mangroove
Jatuh tersapu ombak dan terbawa
Dihantar oleh gelombang kedalam lautan
Semakin dalam dan dalam
Sampai pada suatu tempat ia melihat
Ada warna warni terumbu karang
Ada cahaya matahari yang menembus kerapatan air
Ada ikan-ikan saling bersahut indah
Ada bongkahan kapal usang dan berkarat
Inikah surga lautan? Biru yang semakin biru

Cukuplah beri sedikit
Tetapi, sedikit yang langsung pada hati
Hati wanita yang lembut

http://kongthe.com


Menjaga Mu

Ada goresan dipantai
Tetapi seketika saja hilang
Bersama sapuan laut dengan hati besar
Tak pernah berkata sedikitpun

Adakah pantai tahu ?
Sebenarnya ia selalu di do'akan
Do'a seseorang di atas bukit sana
Do'a yang membuat pasir tetap putih

Pada sendiri lelaki itu berbicara pada angin
Dengan bertopang dagu ia katakan pada airmata
Aku belum bisa mengajaknya ke pantai yang lain
Mungkin ada pantai lain yang lebih putih
Dan laut yang lebih biru

Ia pun turun dari batu dan melangkah
Sepanjang pantai sepanjang kenangan
Menoleh kebelakang dan semua hilang
Jejak-jejak itu yang tak terasa

Lelaki itu akhirnya mengerti bagaimana
Menjaga seseorang yang ada dalam do'anya
Bukan seberapa jauh melangkah
Bukan seberapa banyak kenangan
Tetapi bagaimana engkau akan menjaga dirinya
Hati dan raganya
http://travelerguidance.com


Ajak Dia

Banyak camar disana
Di pantai tempat pasir putih berselimut biru
Laut selalu menyapu padanya
Hingga Ia bersih meski dalam

Siang hari saat itu
Aku di atas pada batu hitam besar yang bisu
Melihat engkau tertawa tersenyum riang
Ucapku pujian padaMu yang telah mencipta

Nyiur melambai seperti senang diterpa angin
Seekor camar mendekat padaku
Putih lembut indah, sepertinya dia berkata
Lihatlah hingga ujung laut disana
Terlalu egois sendiri menikmati
Ajak dia yang dibawah sana bersamamu
Nikmatilah bersamanya

Pada November di hari ke sembilan tahun lalu
Aku berkata seperti harimau yang mengaum
Di bagian terdalam hati seorang manusia
Aku akan ajak dia, kemanapun

Kadang aku bertanya,
Apakah pasir akan selalu putih dan laut selalu biru?
Apakah semua perjalanan ini membuatnya bahagia?
Sampai kapankah laut tetap biru dan pantai terus putih?

http://digaleri.com

Sabtu, 17 Mei 2014

Pada Lembah Mandalawangi

Dari lembah mandalawangi
Salam dari alam yang memanggilmu gundah
Cerita di atas awan tanpa kusadari
Ada ketenangan

Ketika edelweis menginggalkan tangkainya
Saat Sang Tuan Fajar menampak silau
Aku yang berdiri tegap di ujung punggung bumi
Hanya bisa terdiam, tak kuasa berkata

Seketika saja hangat sekali di muka
Hangatnya seorang kekasih yang misteri
Kagumku tak henti-hentinya menagih
Sungguh ini adalah Alam

Bias merona cahaya
Pada setetes embun di ujung daun
Menunggu jatuh pada bumi terbenam
Meresap dalam menumbuh hijau

Meranggasnya pohon pinus
Syahdunya di lembah ini
Di lembah seorang pendaki besar
Di tinggal waktu di puncak

Cukuplah lihat jangan kau sentuh
Biarkan mereka di sana dan tetap di sana
Mereka adalah Alam
Mereka adalah Kehidupan
http://umumagazine.com

Kamis, 15 Mei 2014

Pada Entah Siapa

Menahan rindu pada entah siapa
Tak terlihat tak tersentuh
Dia menyimpannya hingga waktu
Hingga aku siap untuknya

http://dwijcc.blogspot.com
Selalu basah KalamNya pada bibir
Mendekatkan dia yang pantas aku
Selalu yang baik untuk yang baik
Selalu yang buruk untuk yang buruk

Sudah menjadi hakNya untuk memasangkan
Sudah menjadi kewajibanku berikhtiar
Selalu berubah-ubah bahkan ditiap detiknya
Dia yang telah disiapkanNya

Telah tertera namanya pada Lauh Mahfuz
Bergugur jatuh daunnya satu demi satu
Jatuh perlahan, tanpa suara dan usang
Kelak hanya ada satu daun yang sebenarnya

Selalu berucap baik agar dia pun baik
Selalu berlaku baik agar dia pun baik
Selalu berpikir baik agar dia pun baik
Takkan pernah tertukar Dia
Memasangkan rusuk pada tempatnya

Sabtu, 19 April 2014

Pernikahan

Sungguh aku pun belum paham bagaimana menjaga rasa ini
Untuk setia dan berjanji dalam diri
Bukan dari apa yang dilihat orang-orang
Tetapi dari dalam hati bahkan lebih dalam lagi
Nurani

Cincin pada jari manis yang melingkar manis
Bukan itu maksudku
Ucapan kata dan hati ketika menjadi satu, maksudku
Melebur dalam ikrar hingga gelap
Hingga tak bersuara, terpejam

Seperti menyatukan setetes minyak dalam bejana air
Meski terlihat kecil
Sungguh sulit memang menyatukan dua insan
Berbeda latar berbeda pandang
Bukannya tak mungkin
Hanya perlu mengikhlaskan hati berbicara

Suara tak selalu lembut
Mata tak selalu merona
Bibir tak selalu tersenyum
Tangan tak selalu mengusap

Begitulah pernikahan, tak selalu indah
Butuh keikhlasan menerima, memahami, mendengarnya
Gunakan nurani dan bicara
Mencintailah seperti angsa

Dokumentasi Pribadi

Senin, 14 April 2014

Tak Sama

Cara ku tak pernah sama
Tak seperti air yang selalu mengalir
Tak seperti api yang selalu panas
Tak seperti angin yang selalu tak terlihat
Tak seperti tanah yang selalu diinjak

Memang aku berbeda
Ketika semua orang mau mencinta, aku tidak
Ketika semua orang mau tertawa, aku tidak
Ketika semua orang mau berkata, aku tidak
Ketika semua orang mau memilih, aku tidak

Tak ada yang salah
Tak ada yang benar
Semua hanyalah relatif berdasar pada manusia
Mutlak hanya milik-Nya

Jadi, mengapa harus selalu sama,
bila beda adalah lebih baik ?

Jadi, mengapa harus selalu mencinta,
bila berteman adalah lebih baik ?

Cinta tak selalu harus seperti burung yang berkicau
Cinta tak selalu harus seperti matahari yang bersinar
Cinta tak selalu harus seperti hujan yang basah
Cinta tak selalu harus seperti gempa yang bergetar

Cinta bisa juga seperti gelombang di lautan
Tak pernah terlihat di permukaannya
Tapi sebenarnya begitu besar di dalamnya
Dokumentasi Pribadi
Song from a Secret Garden