Demi malam menemani tenangnya
Yang kurasakan padamu itu
Demi siang merangkul hangatnya
Yang kubenamkan hati dalam
Layaknya deru angin berjalan
Sayup terdengar bisikmu
Tak terungkap dimana itu
Terus saja mendera ku
Demi waktu yang tak pernah terdiam
Semua berputar pada porosnya selalu
Demi kata sang retorika mengalun
Suara yang takkan pernah terlupa
Walau hanya sepenggal kisah
Jadilah demikian untuk dikenang
Bersimpuh menengadah aku
Dan pada akhirnya
Demi aku dan kau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar