Tanya selalu bertanya aku, apakah semua yang kulakukan ini berarti . . . ?
Berarti untuk sampai di ujung penantian dengan sebuah komitmen . . .
Komitmen yang luhur, yang baik, yang berakhir dengan kebahagiaan . . .
Kebahagiaan yang membuat semesta merindu dalam kasih . . .
Tanya selalu bertanya aku, apakah semua yang kulakukan ini baik . . . ?
Baik untukmu baik untukku, tanpa air mata hanya senyuman . . .
Senyuman bisa membuat ku tenang saat melihatmu . . .
Melihatmu bukan yang terpenting, tetapi merasakanmu . . .
Tanya selalu bertanya aku, apakah aku terlalu aneh di matamu . . . ?
Di matamu, di hatimu, didalam yang lebih dalam tentang sebuah perasaan . . .
Perasaan yang tak tersentuh, tak terlihat yang ada di balik harapan . . .
Harapan aku tentangmu dalam sebuah penantian panjang . . .
Tanya selalu bertanya aku, benarkah cinta yang tulus itu tanpa karena . . . ?
Karena dia cantik, karena dia baik, karena dia manis, karena dia mengerti . . .
Mengerti tentang mu memang sulit, seperti mengaduk minyak dan air . . .
Air muka tanda engkau menerima dan mengacuh, ku mengerti itu . . .
Tanya selalu bertanya aku, apakah cinta tidak harus memiliki . . . ?
Memiliki itu terlalu naif, membangun dan membina bersama adalah hakikatnya . . .
Hakikatnya adalah bukan tentang aku, bukan tentang engkau, tapi ini tentang kita . . .
Kita dalam perjalanan panjang, penuh ketidakpastian dan tanya . . .
Tanya selalu bertanya aku . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar